Cerita dari HND

“Cepat datang ya, ada bagging!” Begitu sms yang sering saya terima beberapa jam sebelum operan jaga *nasib anak koas.. apa nasib koas anak 😀

Malam itu pertama kali saya jaga dan bagging di HND bagian anak. Dua orang koas teman operan mengajari cara bagging dan suction.  Seorang anak perempuan usia kurang lebih 4 tahun dengan mata ditutup kasa terkulai dengan alat bantu napas. “Tenang dek koas, jangan panik baggingnya. Tanda vital dihitung tiap 15 menit, kalau HR dan RR ada perubahan signifikan, panggil saya ya!” kata residen jaga bangsal. “Baik pak,” sahut kami sambil cemas-cemas bagging 🙂

Bagging pun dimulai.. “tekan..lepas..tekan..lepas” dengan sesekali alat suction dijalankan. Tiap seperempat jam tanda vital dihitung.. laju nafas, denyut jantung.. Ok, masih stabil. Beberapa jam selanjutnya tanda vital berubah cukup bermakna, denyut jantung tidak stabil.. Panik! Residen jaga lalu datang, “Baggingnya yang benar, itu oksigennya gak masuk jadi anaknya hipoksi, gelisah”.. “Baik Pak,” kata kami…

Sejam setelahnya, jarum pada tabung besar itu menunjuk angka menuju 0. Oksigen hampir habis! Si anak lalu dipindahkan ke ruang lain. Dan baggingpun dilanjutkan!

Lima menit pindah ruangan, “Rik, denyut jantungnya gak kedengaran, ruangan ini ribut sekali” kataku. Rika teman koasku masih asik membagging.. Kucoba ulangi dan membolak balik stetoskopku, namun belum juga terdengar denyut jantung si anak. “Ruang ini memang berisik,” gumamku…

Resy partner baggingku sebelumnya lalu datang untuk tukeran bagging, sementara saya istirahat sholat.

Tak lama kemudian, telepon saya berdering.. ada sms, “Ki, anak yang tadi kita bagging udah plus!”

Huaa.. ternyata tadi denyut jantungnya benar tak ada, bukan tak terdengar.. “Maapkan dik, kami sudah berusaha tapi jalanmu ternyata lebih indah..”

HND: High Nurse Dependent

10 thoughts on “Cerita dari HND

  1. jadi mengingatkan ana dengan hal yg sama… susah ga dek ngelupainnya? kalo ana krn dah punya anak jd keinget trus…hiks hiks…yahhh, semangat trusss !!! oh iya, lam kenal 🙂

  2. engkaudanaku says:

    Ketika Dia telah berkehendak, semua terjadi tanpa bisa kita tolak walau sedetikpun… innalillahi wainnailaihi raaji’uun…

    • kalau ga salah “plus” bukan istilah umum, hanya di lingkungan sekitar biasa menggunakan istilah itu.. mungkin karena hampir tiap hari melihat sakaratul maut yaa..jadi agak datar penyampaiannya..hikss 😦

Leave a reply to qqiute Cancel reply